8 Sep 2022 05:32 - 2 minutes reading

Sesalkan Sistem Pertamina Yang Amburadul, Konsumen Tidak Dilayani Beli BBM

Share This

Bengkulu – Salah seorang warga masyarakat Kota Bengkulu bernama Arman Suri menyesalkan terkait sistem yang diberlakukan oleh Pertamina di SPBU saat pengisian BBM. Dimana Bendahara Umum DPD KNPI Kota Bengkulu itu nyaris ribut di SPBU Kilometer 6,5 akibat tidak dilayani untuk membeli BBM, “Tadi sekitar jam 10 saya mulai antrian di SPBU KM 6,5 setelah antri cukup lama hingga pukul 11.05 WIB untuk BBM jenis pertalite. Ketika menunjukkan STNK kendaraan, kata petugas SPBU tadi pagi mobil dengan plat nomor BD 1712 LA sudah melakukan pengisian BBM di SPBU Curup Kabupaten Rejang Lebong. Padahal sudah dua bulan terakhir mobil saya ini tidak pernah ke Curup, dan pengisian di Curup itu sekitar pukul 09.17 WIB. Dengan estimasi waktu tempuh saja tidak bisa menunjukkan bukti bahwa mobil saya ada di Curup tadi pagi. Setelah itu petugas SPBU mempertemukan saya dengan pimpinan SPBU KM 6,5 bernama Surya Darmawan manager SPBU 2438220 menerangkan mobil BD 1712 LA telah melakukan pengisian BBM di SPBU Curup. Dan dia tidak menyebutkan jenis mobil dengan plat nomor yang disebutkan, mobil saya ini bisa saja sama plat nomor dengan mobil yang ada di Curup tapi beda jenis mobilnya. Tapi SPBU KM 6,5 tetap ngotot tidak mau mengisi Pertalite hingga sempat terjadi perdebatan dengan saya. Namun karena saya melihat antrian kendaraan di SPBU semakin panjang, akhirnya saya mengalah dan tidak jadi dilayani untuk mengisi BBM,” cerita Arman yang kesal dengan sistem pembelian BBM di SPBU, padahal minyak mobilnya sudah tinggal satu garis, Kamis (8/9).
Masih terlihat kesal, Arman mengatakan bahwa sistem pembelian BBM saat ini sangat tidak berpihak pada rakyat. Selain harga BBM yang naik, ditambah lagi sistem pembeliannya mempersulit konsumen, “Sistem pembelian BBM ini mau pakai aplikasi My Pertamina atau secara manual, yang jelas sistemnya amburadul. Masyarakat kecewa dan saya merasa dirugikan karena selain habis. Waktu menunggu antrian hingga akhirnya tidak terlayani,” terang Arman.
Ditambahkan oleh Heri salah seorang warga Kota Bengkulu lainnya. Dia juga menceritakan kejadian yang dialaminya saat ingin mengisi BBM di SPBU, ketika dia mencoba untuk scan barcode my pertamina. Ternyata aplikasinya lemot, sementara yang antri di belakangnya masih sangat panjang, “Aplikasinya sering lemot, dan ini jelas menghambat proses pembelian BBM di SPBU sementara yang antri semakin panjang,” sesal Heri. (**)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

- - Ikuti BIMTEK, ratusan Bacaleg PKS optimis