Rejang Lebong — Klarifikasi resmi datang dari Ketua RT.06 RW.04 Kelurahan Kota Padang, Kecamatan Kota Padang, Cik Mamat, pada Jumat, (24/10/25), terkait viralnya video warga yang mengaku bantuan berasnya ditahan.
Ia menegaskan bahwa kejadian tersebut bukan karena niat menahan hak warga, melainkan bentuk kehati-hatian dalam memastikan data penerima bantuan.
Menurut penjelasan Cik Mamat, penerima bantuan tersebut diketahui memiliki dua Kartu Keluarga (KK) dengan Nomor Induk Kependudukan (NIK) berbeda. KK lama diterbitkan pada 24 Januari 2018 dengan NIK 1702065708450*** yang sesuai dengan buku induk warga RT.06, sedangkan KK baru dikeluarkan pada 10 Maret 2022 dengan NIK 1702064107620***.
“Tidak ada maksud untuk menahan bantuan. Kami hanya berhati-hati agar tidak salah sasaran. KK baru itu baru kami terima sore hari, dan setelah dipastikan sesuai daftar penerima, beras bantuan langsung kami serahkan selepas Magrib,” jelas Cik Mamat.
Namun, hal yang membuat peristiwa ini semakin viral di media sosial adalah kondisi beras bantuan yang sempat ditahan tersebut. Saat akhirnya diserahkan, beras diketahui sudah banyak kutu dan ulat di dalamnya. Kondisi ini menimbulkan berbagai reaksi dari warganet yang menyoroti lamanya proses klarifikasi dan penyerahan bantuan.
Menanggapi hal tersebut, Ketua RT.06, Cik Mamat, segera mengambil tindakan dengan mengganti beras yang rusak tersebut dengan beras yang baru dan layak konsumsi.
“Beras yang kemarin sudah kami ganti dengan beras yang bagus. Kami ingin memastikan bantuan yang diterima warga dalam kondisi baik,” ujar Cik Mamat.
Lurah Kota Padang, Trisna Yunarti SH, juga memberikan keterangan resmi atas kejadian tersebut. Ia menyampaikan permohonan maaf kepada warga dan menilai peristiwa ini sebagai pelajaran berharga bagi jajaran kelurahan.
“Ke depan, kami akan lebih teliti dalam pendataan dan verifikasi agar hal seperti ini tidak terulang. Kami menyadari bahwa kesempurnaan hanya milik Allah,” ungkap Trisna Yunarti.
Sementara itu, Camat Kota Padang, Sukaesih SH MH, segera turun langsung ke lapangan setelah mengetahui informasi viral tersebut. Ia menemui penerima bantuan, Ibu Patimah, untuk memastikan fakta yang terjadi.
“Setelah kami cek, memang benar beras bantuan yang terlihat dalam video itu telah diterima oleh penerimanya. Kami menyayangkan peristiwa ini bisa terjadi, dan hal ini akan menjadi bahan evaluasi untuk perbaikan ke depan,” ujar Sukaesih.
Peristiwa ini menjadi pembelajaran penting bagi perangkat kelurahan agar lebih teliti dalam memverifikasi data penerima bantuan sosial serta memastikan kualitas bantuan tetap layak sebelum disalurkan ke masyarakat.








